Dalam buku Rahasia dan Hikmah Surah Al-Kahf dijelaskan bahwa Allah ﷻ. berfirman,
“Karena engkau juga telah meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, berlindunglah ke dalam gua itu. (Dengan demikian), niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan bagimu sesuatu yang berguna bagi urusanmu.”
QS. Al-Kahf (18): 16
Dalam ayat ini, Allah ﷻ menceritakan bahwa pemuda Ashabul Kahfi melarikan diri dari kaum mereka. Ayat ini pun memunculkan pertanyaan menarik, yaitu kapan seseorang harus meninggalkan kaumnya? Lagi pula, bukankah Rasulullah ﷻﷺ. tetap tinggal di Mekah selama tiga belas tahun walaupun dicerca? Jadi, lebih baik memilih untuk tetap tinggal dalam masyarakat yang sesat atau meninggalkannya?
Para ulama Al-Qur’an mengatakan bahwa dalam aturan umum kita harus tetap bersama masyarakat selama diri kita bermanfaat bagi mereka dan berdakwah kepada mereka. Namun, jika situasi mulai berubah dan mulai mengancam keselamatan diri atau dilarang untuk menyembah Allah ﷻ, maka lebih baik kita pergi dengan memegang teguh keimanan kita pada Allah ﷻ.
Pada akhirnya setiap orang harus dapat menilai keadaan. Rasulullah ﷻﷺ. tetap berada di Mekah selama beliau masih bisa berdakwah. Akan tetapi, ketika kaum Quraisy mulai menyerang dan mengancam akan membunuh Rasulullah serta umat Islam, Rasulullah pun hijrah ke Madinah.
Inilah yang dilakukan para pemuda Ashabul Kahfi, mereka berhijrah. Seseorang berbicara kepada para pemuda ini dan menyarankan mereka untuk berlindung di dalam gua. Siapa yang berbicara pada mereka? Ada yang mengatakan salah satu anggota tertua. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa Allah ﷻ. sendiri yang memandu mereka.
Allah ﷻ. memandu mereka dengan cara yang sama seperti saat ibunda Nabi Musa a.s. tergerak untuk meletakan anaknya ke dalam keranjang dan menghanyutkannya ke sungai. Dalam bahasa Arab, ini disebut ilham.
Rahasia dan Hikmah Surah al-Kahf
karya Yasir Qadhi
