Kisah Ibnu Jarir ath-Thabari, Sang Penulis Besar Islam

Imam Ibnu Jarir ath-Thabari merupakan pelopor dalam bidang kepenulisan. Hal itu karena banyaknya jumlah karya tulisan dan kualitasnya yang sempurna serta manfaat yang banyak dirasakan banyak orang. Beliau telah membuat karya tulis spektakuler yang mencapai sekitar 358 ribu lembar. Ini merupakan warisan yang sangat bernilai dan tersampaikan kepada kita.

Berkat berbagai karyanya tersebut, Imam Ibnu Jarir ath-Thabari meraih kemuliaan dan keunggulan. Tidak ada seorang pun dari kalangan terdahulu yang mampu menandinginya.Tentu beliau pantas dijuluki sebagai penulis terbesar dalam Islam.

Imam Ibnu Jarir ath-Thabari lahir pada tahun 224 H dan wafat pada tahun 310 H dalam usia 86 tahun. Jika kita mengesampingkan usianya sebelum baligh, yaitu sekitar 14 tahun, yang tersisa adalah 72 tahun dan dia menulis 14 lembar setiap harinya. Jika dihitung total jumlah hari selama 72 tahun dan dikalikan 14 lembar tulisan setiap hari, total karya Imam Ibnu Jarir ath-Thabari mencapai sekitar 358 ribu lembar.

Perhitungan tersebut tetap memperhitungkan masa Imam Ibnu Jarir ath-Thabari bepergian dan melakukan perjalanan dalam rangka mencari ilmu, bertemu para ulama, dan menempuh jarak yang begitu jauh. Imam Ibnu Jarir ath-Thabari mencapai usia lanjut, di usianya yang menginjak 86 tahun, dan bermukim di Baghdad hingga eliau wafat. Semoga Allah ﷻ selalu merahmatinya.

Para ulama menghitung bahwa masing-masing kitab Tarikh dan Tafsir Imam Ibnu Jarir ath-Thabari berjumlah 3 ribu lembar. Jadi, total jumlah kedua kitab tersebut adalah sekitar 7 ribu hingga 8 ribu lembar. Saat ini, Tarikh-nya telah diterbitkan dalam 11 volume (jilid) besar. Jika kita hitung yang tersisa dari jumlah karya tulisnya, yaitu 351 ribu lembar.

Karyanya yang sangat banyak bagaikan sebuah penerbitan. Padahal, sang imam hanya sendiri dan menulis dengan pena untuk dirinya sendiri, di atas kertas miliknya sendiri, lalu melahirkan pemikiran dan karya ilmiah untuk masyarakat. Semua itu tidak akan diraih Imam Ibnu Jarir ath-Thabari kalau bukan karena sangat mengoptimalkan waktu serta memahami bagaimana mengisinya dengan hal-hal bermanfaat dan penyusunan karya ilmiah.

Imam al-Hakim meriwayatkan — dalam al-Mustadrak, “Kitab ar-Riqaq”— dalam Ibnu Abbas r.a., Rasulullah ﷺ pernah memberi nasihat kepada seseorang,

Pergunakan lima perkara sebelum lima perkara, yakni hidup sebelum matimu, waktu luang sebelum kesibukanmu, kecukupan sebelum kefakiranmu, masa muda sebelum masa tuamu, masa sehat sebelum masa sakitmu” 

Al-Hakim berkata, “Hadits ini shahih sesuai syarat dua imam (Imam al-Bukhari dan Imam Muslim)”.

Sumber Buku: Ghuddah, Abdul Fattah Abu. Kisah para Ulama Terdahulu Mengelola Waktu. Jakarta. Gema Insani, 2023. 340 hlm. ISBN 978-623-458-179-9.

Kisah Para Ulama Terdahulu Mengelola Waktu karya Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah.

Author

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like